Shalat Berjama’ah

Shalat berjama’ah

Hukumnya fardhu kifayah bagi laki-laki merdeka, menetap (tidak musafir) dan mempunyai pakaian. 
Hal ini merupakan suatu pemandangan indah yang mencerminkan syi’ar Islam dan ukhuwah islamiyah (persaudaraan), sesungguhnya orang islam itu bersaudara.

Shalat jama’ah pahalnya lebih dari shalat sendiri dengan 27 kali lipat ganjaran (pahala), sesuai dengan sabda Rasulallah saw:


عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَا مِنْ ثَلَاثَةٍ فِي قَرْيَةٍ وَلَا بَدْوٍ لَا تُقَامُ فِيهِمْ الصَّلَاةُ إِلَّا قَدْ اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمْ الشَّيْطَانُ فَعَلَيْكَ بِالْجَمَاعَةِ فَإِنَّمَا يَأْكُلُ الذِّئْبُ مِنَ الغَنَمِ الْقَاصِيَةَ (أبو داود والنسائي بإسناد صحيح

Dari Abu ad-Darda’ ra: ”Tiada tiga orangpun di dalam sebuah desa atau lembah yang tidak didirikan di sana shalat jama’ah, melainkan mereka telah dipengaruhi oleh setan, karena itu hendaklah kamu membiasakan shalat jama’ah, sebab serigala itu hanya menerkam kambing yang terpencil dari kawannya. (HR Abu Daud dan an-Nasai’ dangan sanad shahih).
Sekurang kurangnya berjama’ah adalah imam dan makmum, sesuai dengan hadits Nabi saw:


عَنْ مَالِك ابْنِ الحُوَيْرِث رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَا وَصَاحِبٌ لِي فَلَمَّا أَرَدْنَا اْلإِقْفَالَ مِنْ عِنْدِهِ قَالَ لَنَا إِذَا حَضَرَتِ الصَّلاَةُ فَأَذِّنَا ثُمَّ أَقِيْمَا وَلْيَؤُمَّكُمَا أَكْبَرُكُمَا (رواه الشيخان

Dari Malik ibnu al-Huwairits ra, ia berkata ”Aku dan temanku datang kepada Rasulallah saw, kemudian sewaktu aku permisi beliau bersabda : jika datang waktu shalat maka ucapkanlah adzan dan iqamah dan pilihlah yang paling tua diantara kalian sebagai imam” (HR Bukhari Muslim).

Keterangan: sedikit dikitnya sholat berjama’ah ialah imam dan ma’mum dan sebanyak banyaknya tidak terbatas.

Ketentuan Lain Tentang Shalat Berjama'ah
(buka / klik pilihan) 
■ Syarat Berjama'ah 
■ Siapa yang berhak menjadi Imam 
■ Sunah dalam shalat berjama'ah 
■ Udzur (Halangan) Shalat Berjama'ah