Semua bentuk perdagangan tanpa kecuali dalam arti yang seluas-luasnya,
Semua harta benda yang di perdagangkan apabila memenuhi syarat, wajib di zakati.
عَنْ أَبِي ذَرٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْت رَسُول اللَّه صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : فِي الْإِبِل صَدَقَتهَا ، وَفِي الْغَنَم صَدَقَتهَا ، وَفِي الْبَقَر صَدَقَتهَا ، وَفِي الْبُرِّ صَدَقَتهُ (الدَّارَقُطْنِيّ وَالْحَاكِم
Dari Abu Dzarr ra, ia mendengar Rasulallah saw bersabda: ”Dalam unta ada zakatnya, dalam kambing ada zakatnya dalam sapi ada zakatnya dan dalam gandum ada zakatnya” (HR. Ad-Darrquthni dan al-Hakim)
Syarat zakat perdagangan::
1) Genap berniaga satu tahun atau sudah berjalan haul (satu tahun). Jika seseorang memiliki barang dagangan dan telah melewati masa satu tahun qamariyah penuh dan sudah mencapai satu nishab pada pemiliknya maka wajib mengeluarkan zakat.
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : لاَ زَكَاةَ فِي مَالٍ حَتَّى يَحُولَ عَلَيْهِ الْحَوْلُ (رواه الترمذي
Rasulallah saw bersabda: “Tidak wajib zakat pada harta sehingga ia telah melewati masa satu tahun.” (HR at-Tirmidzi)
2) Nishab yaitu batas minimal yang jika harta sudah melebihi batas itu wajib mengeluarkan zakat. Nishab tijarah (perdaganan) adalah sama dengan nishab emas dan perak yaitu 20 Dinar emas (96 gram). Jadi jika kurang dari itu, tidak wajib zakat.
Jumlah zakat harta perdagangan yang wajib dikeluarkan ialah 2,5% atau 1/40. Menurut mayoritas ulama zakat barang dagangan harus berupa uang, tidak boleh benda dari dagangan tersebut.
sumber: http://hasansaggaf.wordpress.com